Laman

Jumat, 01 Oktober 2010

Sawah

“Kok hari ini kamu cantik Jeng?”

“Alaaah Mas iki…berarti kemaren-kemaren saya ngga cantik dong?”

“Lha emang ngga kan..?” (tampang dibego-begoin)

“Argghhhh….Mas iki piye toh? Udah ngga pernah romantis, mbo ya jangan terlalu jujur gitu!” (gerakan tangan memuku-mukul dan mencubit-cubit dengan sasaran pinggang)

“Eeeehhh….sakit to Jeng….mbo ya jangan nyubit-nyubit gitu…jangan di pinggang dong Jeng..”

“Biar aja…lha wong Mas sendiri bikin kesel..!!”

“Yo wis…yo wis…yang penting kan Mas suka sama Diajeng to?”

“Alaaahhh…” (mesem-mesem)

“Eh…Jeng makasi ya udah bantuin nyari rumah... .Udah nunjukin rumah ini”

“Oh..iya Mas..Ora pa pa…Dari dulu kan Mas suka sekali daerah ini. Pengen banget punya rumah di daerah sini.”

“Iya..Jeng…Memang dari dulu ingin punya rumah disini. Suasananya itu lho Jeng..Lingkungannya itu lho..” (menjelaskan dengan gerakan tangan)

“Iya Mas…Nanti kalo Mas udah pindah ke rumah ini, Diajeng harap ini benar-benar jadi tempat  Mas pribadi ya Mas..Become your own privacy gitu..”

“Iya Jeng…”

Kali ini episode tentang sawah. Karena percakapan ini kita lakukan di depan hamparan sawah di dekat rumah yang kau tinggali sekarang. Dulu masih sawah. Tapi sekarang sudah menjadi perumahan baru. Sawah itu sudah tak ada. Sayang aku tak sempat mengabadikan sawah itu dalam bingkai foto seperti bingkai foto batu yang telah aku abadikan. Saat itu kita berkhayal (seperti biasa) membeli satu kaplingan rumah yang akan dibangun diatas sawah itu. Disebelah mana lokasi yang kita inginkan, model rumah, design interiornya, sampai akhirnya kita membahas yang ngga penting lagi.

Ah…tak terasa episode tentang sawah ini sudah 2 bulan yang lalu. ..Saat kau akan memulai kehidupanmu di tempatmu yang baru…

“I don’t want to be your whole world, I just want to be a part of your life…...”

“Woww…I like your words.. Jeng”

Tidak ada komentar: