Laman

Kamis, 30 September 2010

Tentang Kopi


Tulisan ini saya buat karena entah kenapa minggu ini banyak sekali tulisan tentang kopi di dunia perblogan yang saya baca. Ada yang membahas tentang kebaikan kopi yang tersembunyi yang merupakan salah satu antioksidan yang membantu mencegah kanker, tapi tentu saja jika diminum secara tidak berlebihan. Karena kafein yang terkandung di dalam kopi juga dapat menyebabkan penyakit jantung jika dikonsumsi secara berlebihan (8 gelas sehari). Ada yang membahas tentang filosofi kopi dari Tuhan yang menganalogikan kopi dalam sebuah cangkir yang berbeda-beda. Saya sendiri setuju dengan filisofi yang dibuat penulis. Bahwa tak penting kopi itu dalam cangkir plastik atau keramik, tapi yang terpenting adalah rasa kopi itu sendiri. Bahwa rasa kopi itu sendiri adalah kehidupan  yang diberikan Tuhan kepada kita. Terkadang kita hanya cukup berterimakasi saja. Karena Tuhan tak akan memberikan kopi yang bukan menjadi jatah kita. Dan yang terakhir, ada yang membahas tentang kopi luwak yang konon adalah kopi paling mahal di dunia. 

Saya sendiri adalah penikmat kopi. Tapi saya bukanlah penggemar fanatik minuman ini yang bisa membedakan mana kopi yang punya cita rasa tinggi atau cita rasa buruk. Saya hanya penikmat kopi di pagi hari atau sore hari atau ketika saya memerlukan tambahan kafein. Saya suka pagi ketika saya bisa menikmati kopi di balkon kamar atau sore saat matahari mulai memerah. Kopi terkadang obat penenang saat saya merasa gelisah. Kopi apapun itu, dalam cangkir apapun dia disuguhkan adalah kopi yang hanya perlu dinikmati. Itu jelas pilihan yang kita buat sendiri.....

Have a nice friday and a cup of coffee......

Cinta
Senja
Kopi


Batu


"Ah...mas kan memang nggga pernah romantis. Ngga pernah gitu ngasi saya hadiah. Boro-boro hadiah, bilang sayang aja jarang"

"Memang penting ya diajeng? Yang penting kan mas disini sekarang. Makan bareng diajeng. Piye to?  Mesti ngasi apalagi toh?"

"Ya...apa aja mas...Biar kayak orang lain gitu. Biar romantis gitu lho mas.." (Mulut mulai monyong-monyong)

"Yo wis....gini wae...iki mas kasi batu iki. Kan mirip kayak hati toh?"

(Wajah mulai Sumringah) "Wahhh....ternyata mas udah bawa ini dari tadi buat diajeng to? Yo wis ora pa pa mas....walaupun cuma batu yang penting kan bentuknya hati trus mas yang ngasi. "

"Sebenernya mas baru nemu diajeng. Tuh ada di pot bunga tadi"

Sreeeetttttt......Sroooootttt.....Gubraaakkkkk....


Episode batu ini memang benar ada. Batunya juga masih aku simpan di kotak jejakku. Tapi tentu saja dalam episode itu kita ada di kota ini dengan bahasa kota ini. Aku yakin kau masih ingat, karena kau bilang tak akan pernah lupa jejak kita kecuali kau kena sindrom hilang ingatan. Aku benar-benar merindukan hal-hal kecil ini. jejak-jejak kecil ini. Tentang air terjun, danau, mendengarkan iPod bersama, menonton bola, berdebat hal ngga penting.

Suatu hari nanti, saat aku harus pergi, akan kubagi kotak jejak ini denganmu. Karena kotak ini bukan hanya punyaku tapi juga punyamu.....

"Kenapa  kau nyaman bersamaku?"
"Entahlah....aku tak tahu. Yang aku tahu hanyalah aku merasa bahagia ketika aku bersamamu."

Rabu, 29 September 2010

Real

"Your boyfriend is not the center of the universe"

That's right. We have our own life, we have to dicided what we going to do with our self. Don't you ever depending your life with a person. Because when you lost that person you will die, you can not do anything else without that person. Is that realy what you want? 

"People change. Time flies."

Don't be pathetic by depending your happiness with someone or something. This is real world and there is only real love, not romantic love. So, stop faking and just face it.....

Senin, 27 September 2010

Telaga




Pagi ini pertanyaan itu muncul kembali. Kenapa kita tak bisa berada di perahu yang sama. Kenapa tak boleh ada kata "kita" jika aku ingin hubungan ini baik-baik saja. Kenapa aku tak bisa menikmati pagi bersamamu, atau kenapa aku tak bisa melihat indahnya langit di tempatmu. Kenapa bukan aku.

Aku tahu mungkin rasamu padaku sudah tak ada lagi. Terkikis karena lelahmu telah terobati. Menguap karena dahagamu telah menemukan sumber air yang selalu menjadi tujuanmu. Tapi rasaku masih tetap ada. Karena rasaku bukanlah lelah. Bukanlah persinggahan. Rasaku hanyalah telaga kecil yang sempat menjadi tempatmu melepas penat saat kau mencari sumber mata airmu. Tak akan pernah berarti buatmu. Tapi telaga ini tak bisa mengering. Walau aku ingin. Karena alangkah baiknya jika telaga ini menguap kemudian hilang. 

Taukah kau, setiap kali kulihat langkah demi langkahmu menuju sumber air itu rasanya sangat menyesakkan. Rasanya udaraku mengering. Tapi mungkin kau tak akan pernah ingin tahu. Karena setiap kali aku bertanya "kenapa" kau hanya tersenyum kemudian berpaling. Perahu itu pernah menjadi impianku mengarungi samudra bersamamu. Tapi ternyata kau tak menginginkannya. Kau ingin kita berada di perahu yang berbeda karena tak cukup tempat bagiku untuk ada disana. 

Mimpiku tak pernah menjadi mimpimu. Tak pernah ada kata "kita". ........

Minggu, 26 September 2010

Salah

In life there is no safety net. Well, setidaknya itu menurut saya. Tidak ada situasi yang benar-benar aman. Karier, pekerjaan, hubungan asmara, hubungan pertemanan, hubungan keluarga, semua punya resiko tersendiri. Bahwa hidup adalah masalah pilihan. Dan salah satu hal yang mungkin dari pilihan tersebut adalah kita mengambil pilihan yang salah. Itulah resiko. Mengambil jalan yang salah bukan berarti kita salah, atau kita melakukan dosa besar yang tak terampuni, kita hanya mengambil jalan yang kurang benar. Salah satu hal yang tak boleh kita lakukan adalah menyesal karena telah mengambil jalan tersebut. Jangan pernah menyalahkan diri kita sendiri terus-menerus akan pilihan yang kita ambil. Karena saat kita membuat satu kesalahan itu berarti kita menemukan satu jawaban lagi tentang hidup. Sehingga jika suatu hari nanti, jika ada orang yang bertanya kita tidak lagi penasaran, tapi kita tahu jawabannya dengan pasti. Karena kita pernah salah. Ambil resiko dan jangan pernah takut untuk salah. Toh membuat satu kesalahan tak akan menyebabkan hujan atau badai. Belajarlah dari kesalahan. Semakin banyak kita salah semakin banyak jawaban yang kita tahu. 

Iya...saya pernah salah. Dan saya akan belajar dari kesalahan tersebut. Tapi saya tak mau menyalahkan diri saya terus-menerus. Saya tak mau menghukum diri saya lagi. Begitu juga orang lain. Saya tak mau orang lain terus menghakimi saya. Semua orang pernah salah tapi bukan berarti kita bisa menghakimi dan terus-menerus menilai orang tersebut. Berhentilah menilai seseorang maka kita akan belajar mencintai orang tersebut. Kata maaf untuk suatu kesalahan memang sangat mudah untuk diucapkan. Tapi setidaknya kita punya hati besar untuk mengucapkan kata tersebut. 

have a nice monday everyone,,,

Kamis, 23 September 2010

Blu-ray


Jikalau dahulu kala kita sering menggunakan  disket, kemudian CD, lalu DVD, sekarang kita mungkin akan beralih ke media penyimpanan baru bernama Blu-ray Disc (BD). Dalam sejarahnya BD digunakan untuk menyimpan data, termasuk data media digital seperti video dengan High Definition (HD). Dari segi kapasitas BD dapat menyimpan 25 GB pada setiap lapisannya, sedangkan pada DVD hanya bisa menampung 4,7 GB pada setiap lapisannya. Bahkan akhir-akhir ini sudah dikembangkan BD yang dapat menampung 50 GB data pada setiap lapisannya. 

Sebenarnya BD merupakan salah satu alternatif bagi para pecinta multimedia baik berupa video atau game dengan kualitas High Definition. Walaupun sudah ada HD DVD yang mungkin masih kalah dari segi kapasitas penyimpanan data. Bahkan dari berita terakhir yang saya baca, akan segera disiapkan proyek untuk pengembangan BD yang dapat menampung 100 GB data. Hal ini tentu saja akan menjadi angin segar bagi mania film atau game dengan kualitas High Definition karena mereka tak perlu terbatasi oleh kapasitas data yang ingin mereka simpan. Kualitas memang harus diselaraskan dengan kapasitas. Karena apa gunanya kualitas yang bagus kalau kita masih terbatasi oleh kapasitas. 

Selasa, 21 September 2010

Kajailan Di Dunia Maya

Hari ini mendung, tapi mungkin tak semendung hati seorang teman saya yang sejak tadi pagi nangis bombay gara-gara dia tak bisa mengakses akun facebook nya, padahal menurut dia username dan password yang dia masukkan sudah benar, tapi tetap saja dia diberitahukan kalau password yang dia masukkan salah. Kasian sekali teman saya ini, karena dia adalah facebooker sejati, yang mungkin bisa sakit jika sehari saja tak membuka situs jejaring sosial ini. Kalau mencuri istilahnya, seperti kehilangan setengah jiwanya.

Baru kemarin saya membaca blog mbak Risma Budiyani yang juga mengalami hal serupa. Bahkan mbak Risma ini kehilangan akun FB dan email Yahoo sekaligus. Bertambah lagi satu kejailan di dunia maya. Ada saja orang iseng yang mungkin amat sangat penasaran dengan isi akun seseorang. Tapi hal ini bisa dijadikan pembelajaran bagi kita. 

Untuk yang baru ingin membuat akun email, mungkin ada baiknya ada memilih penyedia layanan email yang memberikan pengamanan bertingkat. Semakin rumit semakin baik. Jangan pernah melewatkan secret question dan jangan  membuat password yang mudah ditebak (seperti misalnya tanggal lahir, deret angka, warna kesukaan, dll, dsb, etc). Karena sebenarnya orang-orang jail tersebut hanya menggunakan sistem coba-coba, dan eng ing eng.....ternyata mereka berhasil membobol akun kita.

Dan bagi anda yang merasa akun anda kurang aman, segeralah ganti password anda juga secret question anda. Kalau kata mbak Risma buatlah pertanyaan sesulit mungkin yang hanya anda dan Tuhan yang tahu. Dan bagi anda yang emailnya dipenuhi data-data penting segeralah backup data anda. 

Senin, 20 September 2010

Tanda Seru

Sebenarnya hal ini adalah kejadian sepele. Ceritanya, kemarin malam saat saya sedang kongkow-konkow dengan teman-teman kos saya tiba-tiba salah satu dari mereka ada yang nyeletuk dengan sewot (eh ada ya?) 

"Ni orang maskudnya apa sih? Marah apa gimana sih? "

"Emang kenapa Lan?"

"Lihat deh  baca aja SMS ini"

Otomatis anak-anak kos lain membentuk lingkaran melihat SMS yang ditunjukkan si Milan. Kurang lebih beginilah isi SMS tersebut :
"Lan! Kamu dimana? Ntar aku mau ke kos kamu! Mau minjem catetan!"
Jika dilihat sepintas memang tidak ada yang aneh dari SMS itu. Tapi yang kemudian membuat si Milan gondok setengah hidup adalah tanda seru di setiap akhir kalimat. Bukan apa-apa, hanya saja menurut si Milan tanda seru itu konon katanya menunjukkan kalau yang ngirim SMS itu lagi marah-marah atau ngotot, padahal isi SMS nya tidak ada hubungannya dengan rasa marah. Memang kalau menurut si Wikipedia tanda seru adalah tanda baca yang lazimnya digunakan setelah kata seru yang menunjukkan  rasa marah, rasa sakit, dsb, dll, etc. Ya, sekarang salah siapa coba? salah keluarga gw? salah temen-temen gw? (eh, maaf, kalau yang ini kutipan kata-kata artis yang kemarin marah-marah di teve), si Milan tentu saja tidak salah menafsirkan SMS itu, wong menurut ejaan yang baik dan benar dan budiman tanda seru itu memang salah tempat, tapi yang ngirim SMS juga ngga salah, wong itu kreasi dia kok. 
Yah, tapi walaupun begitu, sudah sepantasnya kita memperhatikan bahasa yang kita gunakan baik tulis ataupun lisan. Baik itu formal ataupun informal. Walaupun informal, bukan berarti kita mengabaikan kaedah-kaedah bahasa yang telah ditentukan. Karena bahasa merupakan alat komunikasi yang sangat vital. Karena bahasa kita bisa jadi salah paham. Jadi marilah kita menggunakan bahasa (bahasa apapun) yang baik dan benar.

FWA (Flexibelwork Arrangement)

Ceritanya, minggu lalu saya sedang iseng dan rajin saya sedang kambuh, saya berniat beres-beres kamar saya di rumah di kampung. Sebenarnya bukan beres-beres yang sebenarnya, hanya ingin mengepak majalah-majalah lama saya untuk saya pindahkan ke gudang. Nah, di tengah acara beres-beres itu, saya tertarik pada sebuah majalah yang covernya Cut Tari, bukan karena kasusnya dengan aril sedang marak, tapi karena tagline nya "Cut Tari, Stop hura-hura". Entahlah, tapi tagline itu membuat saya ingin membuka lagi majalah itu.

Dan akhirnya sampailah saya pada artikel yang membahas tentang Flexibelwork Arrangement (FWA). Saat Waktu Tak Menjadi Kendala, itulah judul artikel tersebut. FWA adalah sistem pengaturan waktu kerja yang lebih flexibel. Sistem ini telah banyak berkembang di negara-negara Amerika dan Eropa sejak tahun 90'an. Sistem ini sangat menguntungkan bagi para pegawai yang mengambil program sekolah lagi atau pagawai yang menjadi ibu baru. Pasalnya sistem ini lebih flexibel dalam hal jam kerja. Di Indonesia sendiri, FWA diramalkan akan mulai berkembang. Sebab, FWA menjadi salah satu nilai penting untuk merekrut atau mempertahankan karyawan yang potensial. Selain itu dengan FWA juga dapat mngurangi frekuensi karyawan yang absen atau terlambat sehingga produktivitas kerja lebih tinggi dan karyawan lebih fokus terhadap hasil kerja bukan pada lama jam kerjanya. 
Masih dari artikel tersebut, FWA ada beberapa macam :
  • Flexitime. Pada initinya dengan flexitime ini boleh datang dan pulang jam berapapun kita mau, tapi harus mencapai terget 8 jam kerja 
  • Compressed Hour. Jam kerja bisa lebih pendek pada hari-hari tertentu, tapi nanti digantikan dengan jam kerja yang lebih panjang di hari-hari berikutnya.
  • Telecommuting. Nah yang ini yang paling enak, yaitu bekerja dari rumah untuk semua pekerjaan. Hahay.....
  • Part Time. Bekerja kurang dari 30 jam seminggu
  • Job Sharing. Satu pekerjaan dilakukan berdua. Gaji pun dibagi dua.
Walaupun sistem kerja ini sangatlah flexibel, tapi tidak semua karyawan bisa mengajukan sistem kerja ini. Tergantung dari penilaian perusahaan tersebut terhadap karyawannya.
Pertanyaannya, dapatkah sistem ini diterapkan di lingkup pemerintahan? Saya rasa mungkin bisa. Misalnya saja bagi karyawati yang menjadi ibu baru, mungkin bisa menerapkan sistem ini. 

Minggu, 19 September 2010

Jejak

Suatu hari nanti masihkah kau akan mengingatku? Masihkah kau akan mengingat jejak-jejak yang pernah kita buat? Hari ini aku mencoba mengumpulkan lagi semua jejak kita. Sampai saat ini aku masih tetap mengumpulkannya. Sampai suatu saat aku satau kau harus pergi.
Jejak itu baru saja sampai hujan kemarin. Saat kita melewatkan hujan di balkon kamar kosku. Aku selalu bisa tertawa saat bersamamu. Bahkan saat kau mengejekku. Saat kau bilang selera filmku jelek, karena aku suka film korea (tapi aku yakin setelah aku memberikan I’m Sam dan A Moment to Remember kau tak akan mengejekku lagi sama seperti saat aku meminjamimu Eat,Pray,Love). Kau mengejekku saat aku tak tahu alat pengukur tekanan udara itu apa, atau saat kau mengejek tulisanku. Aku selalu bisa tertawa.
Tapi masihkah kau mengingatku suatu hari nanti? Sebagai aku. Sebagai perempuan penyuka sepatu, whitecalla dan Sex And The City. Sebagai perempuan yang suka merubah kata. Sebagai perempuan penganut aliran boyaisme. Masihkah kau akan merindukan wangi rambutku, karena kau selalu menyukainya. Masihkah kau ingat janjimu membawakan bunga kesukaanku?

Sering aku bertanya, kenapa kau harus tinggalkan jejak-jejak itu untukku kalau dari awal kau tahu kau akan pergi. Kadang aku merasa kau tak pernah adil padaku.....

Jumat, 17 September 2010

UU Sepatu


Harusnya Pemerintah membuat peraturan tentang jumlah sepatu yang harus dimiliki oleh masing-masing orang. Khusunya bagi orang-orang yang amat sangat boros membelanjakan uangnya hanya untuk membeli sepasang sepatu, dimana sebenarnya dia sudah mempunyai jutaan sepatu. Harusnya dia menggunaka uangnya untuk hal-hal yang lebih berguna, seperti misalnya untuk melakukan kegiatan sosial, memberi makan anak yatim, dll,dsb.

Atau mungkin peraturannya buat toko sepatu yang menjual sepatu-sepatu baugus, murah, yang bisa membuat orang-orang tak bisa menolak untuk membeli sepatu-sepatu mereka.

Tapi sepertinya hal tersebut tidaklah mungking. Emang si Pemerintah ngga ada kerjaan lain apa? Yang lebih penting. Yang lebih urgent. Ngapain juga ngurusin orang yang mau beli sepatu. Seperti saya. Penting ngga sieh???



Arrrgggggghhhhh..!!! Oh....maaaeeeee.....God........

Somebody help me, this is bad addicted.............

Kamis, 16 September 2010

Phising

Bertindaklah aman! Lindungi diri Anda sendiri dari phishing dan pencurian identitas.

Akhirnya peringatan tentang phising atau pencurian identitas saya dapatkan juga sesaat setelah saya ingin mengomentari blog seseorang. Sebenarnya kasus phising ini sudah lama sekali marak. Sejak kasus nasabah sebuah bank yang kehilangan sejumlah uang mereka di bank tersebut. Hal tersebut sempat cukup meresahkan, bahkan ada teman saya yang termasuk orang yang sangat parnoid akhirnya mengambil semua tabungannya di bank tersebut dan memilih kembali ke cara konvensional untuk menyimpan uangnya, yaitu menyimpannya di bawah kasur. 

Well, memang tidak bisa dipungkiri bahwa kemajuan teknologi informasi akan selaras dengan kemajuan teknologi kejahatan. Tapi untunglah, dari artikel yang saya baca di sebuah situs berita bahwa aksi phishing alias pencurian identitas pribadi di internet tercatat tengah mengalami sedikit kelesuan dalam beberapa waktu terakhir (mungkin saja si phising ini sedang kurang darah kali ya?). Masih menurut situs berita tersebut bahwa penurunan phising dikarenakan penurunan volume serangan yang berasal dari toolkit otomatis (URL phishing dibuat menggunakan toolkit phishing otomatis). Tapi hal ini tidak menjamin bahwa aksi phising di dunia maya telah benar-benar bisa dilenyapkan. Adapun kemungkinan melemahnya serangan dari penjahat cyber tersebut bisa jadi lantaran belum adanya momentum suatu kejadian atau event global yang bisa mereka dompleng.

Tapi sebenarnya jauh dari bahasan tentang phising tersebut diatas, bayangan saya tentang phising sangatlah sederhana. Bahwa ada seseorang yang dengan sengaja menggunakan identitas pribadi orang lain tanpa seijin orang tersebut, baik itu nama, tenpat tanggal lahir, jenis kelamin (yang ini pencurian KTP), Handphone (bukan handphone nya yang dicuri tapi biasanya no handphone nya yang disalah gunakan), dll, dsb. Dan menurut saya hal ini sangat melanggar hak asasi manusia. Betapa tidak, di jaman sekarang buat nyari KTP saja susah, harus melewati birokarasi yang panjang, eh enak-enak mau nyuri....(hahay...yang ini benar-benar tidak penting). 

Jadi kesimpulanya....Waspadalah!!! Waspadalah!! *ting

Senin, 13 September 2010

Jalan Memutar


Terkadang saat Tuhan ingin menyampaikan pesan kepada kita, Dia akan mengajak kita berkeliling. Berjalan-jalan.  Di sepanjang jalan itu akan banyak sekali yang akan kita temui. Kerikil, batu besar, palang, padang rumput hijau, turunan, tanjakan, jalan mulus, hingga akhirnya Dia akan meminta kita untuk berhenti dan merenungkan sejenak apa saja yang telah kita lalui.

Itulah yang sedang saya lalui sekarang. Tuhan mengajak saya untuk menempuh jalan yang memutar. Butuh waktu lima bulan untuk bisa menempuh perjalanan ini. Dan dalam kurun waktu tersebut saya merasa Tuhan terus ada disamping saya seraya bercerita dan sesekali tersenyum.
Jalan yang saya lalui tidaklah mudah. Menguras banyak tenaga, keringat dan air mata karena terkadang saya menemukan penghalang yang melukai saya. Dia awal perjalanan saya bertemu dengan seseorang. Saya merasa nyaman dengannya jadi saya bertanya pada Tuhan,

“Bolehkah saya menempuh perjalanan ini bersamanya?”
Tuhan tersenyum dan berkata,

“Aku tak akan melarangmu untuk mengajaknya. Cobalah. “

Kemudian kami mulai perjalanan kami bersama-sama. Rasanya sangat menyenangkan. Dia adalah teman seperjalanan yang sangat lengkap. Kami bisa membicarakan apa saja. Hingga kemudian  ada seseorang yang berteriak memanggilnya. Saat kami menoleh kebelakang, ada seseorang disana.

“Siapa dia?” Kutanyakan padanya

“Dia seseorang yang berjalan bersamaku.” Jawabnya

“Kenapa kau meninggalkanya?”

“Aku tidak meninggalkanya. Aku hanya sedang beristirahat dari perjalananku dengannya. Lalu aku bertemu denganmu.”

“Lalu sekarang bagaimana? Dia sedang menunggumu, apa kita akan melanjutkan perjalanan kita?” Tanyaku lagi.

“Entahlah.”  Dia mengangkat bahunya, tapi matanya tak lepas dari orang di belakang kami.

Saat itu aku sangat bingung. Lalu aku berpaling pada Tuhan dan bertanya,

“Apa aku harus melanjutkan perjalananku dengannya?”

“Aku tak bisa menjawabnya. Kau yang harus memutuskan. Perjalanan ini milikmu. Aku hanya menemanimu.”

“Tapi aku masih ingin bersamanya. Aku sangat ingin bersamanya. Bolehkah aku tetap bersamanya?”

Tuhan tak menjawab. Dia hanya tersenyum.

“Maukah kau melanjutkan perjalanan ini denganku?” Akhirnya aku bertanya pada teman seperjalannku.

Dia tak menjawab. Dia hanya diam. Tapi kemudian dia mulai berjalan. Pemandangan disekitar kami sangatlah indah. Dipenuhi bunga dan padang rumput. Dan aku merasa sangat nyaman. Sampai akhirnya aku mulai mendengar tangisan seseorang itu lagi di belakang. Awalnya cuma isakan. Dan aku berusaha untuk mengabaikan. Aku tak ingin melewatkan sedikitpun momen kebersamaanku dengan teman seperjalananku. Tapi kemudian isakan itu berubah menjadi jeritan. Dan aku masih berusaha untuk tidak menghiraukannya.

“Aku tak bisa. Aku harus pergi. Aku tak bisa meninggalkan dia sendirian dan melanjutkan perjalanan ini denganmu. Perjalanan yang kutempuh bersamanya sudah sangat jauh. Dan aku tak bisa meninggalkan dia begitu saja.” Kata teman seperjalananku akhirnya.

“Tapi kenapa? Kalau kau tahu kau tak bisa meninggalkanya kenapa kau mau ikut bersamaku dalam perjalananku? “ Tanyaku mulai terisak. Hatiku sesak, udara disekelilingku rasanya mencekikiku. Padang rumput indah tadi berubah menjadi gurun pasir.

“Kau bilang kau merasa nyaman berjalan bersamaku, jadi kenapa kau tak mau melanjutkan perjalanan ini? “ Lanjutku masih setengah memohon.

Tapi dia tak pernah menjawab. Dia hanya memutar arah dan berjalan menjauhiku. Aku tak bisa merasakan apa-apa. Karena semua rasa itu hilang saat dia memutar arahnya. Kucari Tuhan dan ternyata dia masih menemaniku.

“Tuhan apa yang harus aku lakukan? Aku ingin mengejarnya, aku ingin dia bisa mempertimbangkannya sekali lagi. Bolehkah?”

“Lakukanlah jika itu membuatmu lebih baik, sekali lagi ini perjalananmu. Kau yang menentukan arahnya.”

Kemudian aku mulai mengejarnya. Memutar arahku. Tapi rasanya jalan yang aku lalui saat aku mengejarnya terasa berbeda dengan jalan yang ketempuh saat aku masih bersamanya. Banyak sekali tanjakan yang membuatku lelah. Aku berusaha memanggilnya, mencoba menariknya dengan rasa nyaman yang aku janjikan, tapi dia tak memperdulikanku. Hanya sesekali menolehku. Dia terus berjalan kearah seseorang itu. Dan aku mulai mendengar seseorang itu menyuruhku pergi. Tapi aku tetap tak menghiraukannya. Aku mulai merasa perjalananku sia-sia. Aku sudah hampir  kehabisan tenagaku. Sampai akhirnya aku tiba di tempatku semula. Ditempat yang sama dimana seseorang tersebut menunggu teman seperjalananku tadi.

Telak. Aku tak bisa berbuat apa-apa lagi kecuali menerima bahwa mereka kini bersama. Bahwa kini mereka akan menereuskan perjalanan mereka. Aku benar-benar lumpuh. Benar-benar tak punya kekuatan lagi bahkah hanya untuk sekedar berdiri. Tapi kemudian aku sadar bahwa sedari tadi Tuhan masih bersamaku. Dan benar. Dia masih disampingku. Masih dengan senyuman itu.

“Tuhan, aku lelah. Aku tak punya kekuatan lagi.” Kataku.

“Aku akan memberikanmu kekuatan.” Katanya.

“Tapi aku tak ingin meminta apa-apa lagi. Kau sudah menemaniku sampai disini. Itu saja sudah cukup.”

“Kau memang tak meminta. Tapi aku selalu akan memberikannya padamu. Bangunlah. Dan renungkanlah apa saja yang telah kau lalui. Tidakkah kau lihat masih banyak sekali jalan yang bisa kau lalui.”

Dan begitulah, aku telah melalui perjalanan tersebut selama lima bulan ini. Dan yang bisa kurenungkan adalah aku merasa sangat egois. Aku mengabaikan tangisan seseorang itu. Aku mencoba meraih apa yang bukan menjadi jatahku. Sekarang bisa kusadari kesalahanku. Inilah pesan yang Tuhan ingin sampaikan kepadaku.

P.S. Untuk seseorang yang telah menangis dan merasa tersakiti oleh kesalahan yang telah saya buat, saya hanya bisa minta maaf untuk semuanya. Maaf karena saya telah mencoba menilai pada saat saya tidak ingin dinilai. Maaf karena saya sempat melepaskan emosi saya. Maaf karena saya sempat terpancing emosi.

Dan untuk mantan teman seperjalanan saya, saya juga minta maaf karena saya sempat menyakiti seseorang yang amat sangat kamu cintai. Maaf, telah berusaha menahan kamu selama ini. Saya akui semua adalah kesalahan saya. Saya yakin kamu pasti akan membaca tulisan ini. Dan tulisan ini saya buat dengan hati.

Sorry I’ve been ruined your life. I know, maybe you already have wonderfull life before you met me. Then I came and make your life so complicated. That’s all my fault. And I’m realy sorry for that.

Rabu, 08 September 2010

Hujan

Bau wangi tanah itu membangunkanku pagi ini. Hujan. Langit masih sangat gelap tapi aku tak bisa lagi memejamkan mataku. Aku ingin melihat hujan turun. Aku ingin menghirup bau tanah itu. Aku ingin mengenangmu lelakiku. Kau selalu suka hujan. Mungkin karena kau lahir di sebuah tempat yang selalu turun hujan. Tempat yang selalu ingin aku kunjungi. Ingatkah kau pada perjalanan kita ke Jakarta. Saat itu hujan menyambut kedatangan kita. 
"Aku suka sekali hujan. Aku suka pola hujan yang jatuh mengenai kaca mobil. Lihat, indah bukan?"
Kau meletakan telunjukmu di kaca mobil dan mengikuti alur air hujan yang jatuh di kaca mobil. Kau memang seorang penggemar hujan. Saat itu aku suka sekali melihat ekspresimu, seperti seorang anak kecil yang telah menemukan mainan kesukaanya. 
Rasa rindu itu tiba-tiba saja datang menyerbuku. Rindu akan kenangan-kenangan kita di kota itu. Hujan selalu menemani perjalanan kita saat itu. Hingga akhir. Hingga kita harus pulang dan kembali ke dunia kita masing-masing. Hujan akan selalu mengingatkanku padamu. 
Lelakiku. Aku tahu aku harus melanjutkan hidupku tanpamu. Aku tahu kalau mungkin sebentar lagi aku akan benar-benar kehilanganmu. Tapi ada banyak sekali kenangan yang selalu bisa membuatku merindukanmu. Ada banyak sekali jejak yang kau tinggalkan. Dan hanya kenangan dan jejak inilah yang aku punya. Tak akan ada lagi yang tersisa saat kau sudah menjadi miliknya kelak.
Dia. Betapa beruntungnya dia bisa mempunyai kenangan tak berbatas denganmu. Dulu dia selalu merasa terancam akan keberadaanku. Tapi seharusnya dia tak perlu begitu. Kau selalu menjadi miliknya. Kau hanya belum bisa meninggalkan rasa nyaman yang kau dapat dariku. Tapi kau sepenuhnya miliknya....
Hujan...hantarkan pesanku padanya, pada lelakiku. Katakan padanya aku ingin dia melihat hujan lewat kaca jendela kamarnya sekarang. Maka dia akan tahu apa yang sedang aku rasakan sekarang....

Selasa, 07 September 2010

Hati

"Kenapa aku?"
"Kenapa kau selalu mengajukan pertanyaan itu?"
"Hanya ingin tahu, karena aku tahu banyak wanita yang sangat ingin bersamamu.Jadi kenapa aku?"
"Karena kamu pintar."
"Benarkah? Dan bagaimana jika suatu hari nanti aku sudah tak sepintar sekarang? Masihkah kau akan menyukaiku?"
"Setiap hubungan itu selalu bisa ditinjau ulang. Aku tak pernah bisa menjanjikan bahwa aku akan tetap mencintaimu 64 tahun lagi. Aku tak pernah bisa berjanji karena aku tak tahu apakah aku bisa menepatinya atau tidak."
"Tapi kenapa aku? Dari sekian wanita pintar yang ada di sekelilingmu, yang mungkin lebih cantik, lebih baik, kenapa aku yang kamu pilih?"
"Karena hati dipilih, bukan memilih." 

Senja di tempatku, di balkon kosku, kembali aku mengenang percakapan kita lelakiku. Rasanya kau ada disampingku. Dulu, saat aku selalu mengajukan pertanyaan itu kau selalu mengalihkan dengan pertanyaan lain. Atau kadang kau memberi jawaban yang tak pernah membuat aku puas sehingga aku akan menanyakannya lagi dan lagi. Ah...rasanya baru kemarin, tapi tak terasa percakapan itu sudah lima bulan yang lalu. Di ritual telfon malam kita. Aku sendiri tidak mengerti kenapa kita bisa sampai disini. Di lima bulan ini. Yang aku tahu adalah hatiku mungkin selalu memilihmu, begitu juga hatimu.mungkin memilihku, tapi hati bisa bertumbuh dan bertahan dengan pilihan lain. Kadang begitu saja cukup. Aku tak akan lagi bertanya kenapa kau tak bersamaku sekarang, tapi tak akan ada yang tahu mungkin kau bisa bersamaku nanti. 
Jadi lelakiku, akan kunikmati setiap jejak yang kita tinggalkan lima bulan terakhir. Aku tak akan menghapusnya. Seperti katamu, kita tak akan pernah tahu apakah jejak-jejak itu bisa kita nikmati bersama kelak atau tidak.

Senin, 06 September 2010

Pakar


Dewasa ini, di negara kita tercinta ini, masalah muncul seperti jamur di musim hujan. Mungkin karena sekarang memang sudah musim hujan jadi masalah tumbuh dengan subur. Mulai dari masalah dengan Malaysia, masalah TDL yang terus naik, masalah kompor meleduk, masalah harga yang terus naik, masalah terorisme, dll, dsb. Bahkan pidato Presiden pun jadi masalah. Saya salut dengan bangsa kita yang semakin hari semakin kritis. Semua hal di kritisasi. Semua hal bisa dijadikan bahan perdebatan. 
Nah, dalam perdebatan-perdebatan tersebut kurang afdol rasanya kalau tidak ada seorang yang ahli atau istilahnya pakar yang mendalami masalah yang sedang diperdebatkan tersebut. Contohnya saja jika yang sedang diperdebatkan adalah masalah politik maka yang diperlukan adalah pakar ilmu komunikasi politik, pakar ilmu politik, dan pakar-pakar politik lainnya. 
Jadi semakin banyak masalah yang timbul maka semakin banyak pula pakar yang diperlukan. Sejauh ini, pakar-pakar yang sudah saya dengar selain tiga pakar yang sudah saya sebutkan datas adalah pakar terorisme, pakar telematika (yang ini yang paling terkenal), pakar ekspresi wajah (terkenal saat kasus Ariel), pakar keuangan, pakar komunikasi masa, dan baru-baru ini saya dengar adalah pakar surat cinta....(hahay,,,,akhirnya ada yang meneliti soal yang berbau cinta)
Yah....mungkin setiap permasalahan perlu ahlinya. Setiap masalah perlu diteliti. Tapi bagaimana dengan masalah hati? Adakah pakar untuk masalah hati?

Minggu, 05 September 2010

Cat Kuku

“Ness, nanti ada temannya Wira dari kantor sebelah mau datang lihat program kamu. Katanya dia bisa bantu kita buat ngembangin program kamu. Kalo dia datang kamu handle dulu ya, saya masih ada tamu”
“Oh..Ok Pak. Temen Wira yang kemarin Bapak certain kan? Saya sudah sempat lihat design dia kemarin. Profilnya juga kebetulan ada di website yang dia buat.”
“Baguslah, jadi ntar kalau dia datang kamu langsung tunjukin aja program kamu, kalau tamu saya sudah pulang nanti saya langsung bergabung.”
“Ok Pak”
Keenan Avalokita, S.Kom
Aku baca lagi profil lelaki itu di website yang konon adalah buatanya. Hmmmm…biasa saja. Terlihat kalem. Tapi bos bilang dia sangat pintar. Apakah dia sudah menikah? Kalau dilihat dari wajah dan umurnya mungkin sudah.
“Siang….Weisss…kayaknya sibuk ya An, serius amat”
“Eh..nggak kok, cuma lagi browsing. “ Ah baru aja di lamunin udah nongol aja ni orang. Wira dan temannya Keenan Avalokita, S.Kom. Eh sejak kapan aku mengingat nama orang slengkap ini.
“Kenalin Ness, ini teman yang aku certain kemarin. Keenan.”
“Oh..Siang Pak Keenan. Saya Nessa.”
“Hahahhaha… jangan panggil Pak dong Ness, dia masih muda, masih lajang.”
“Oh..maaf.” Sial!
“Nggak apa-apa kok. Siang juga.”
Si Nessa ini cuma mesem-mesem nggak jelas. Kalau dilihat sekilas tampaknya dia orang yang sangat pendiam. Nggak banyak omong. Sejenis manusia yang betah didepan computer selama berjam-jam. Pantesan aja belum nikah. Eitssss….
Ah….sial… kenapa aku pakai cat kuku ini di tangan tadi malam. Kalau tahu akan ketemu orang seperti dia sekarang, aku nggak akan pakai cat kuku ini semalam. Bukan masalah cat kukunya sebenarnya, tapi warnanya. Ungu terang. Apa yang dia pikirkan tentang  aku nanti. Dia pasti berpikir kalau aku perempuan yang nggak baik. Orang sekalem dia coba? Ah sial sial!!
“Kalian ngobrol aja dulu. Saya mau langsung ke bos aja, ok?”
Ehhhh…Wira dodol, ngapain coba dia ninggalin aku dengan manusia purba ini. Mau ngobrol apa coba. Mau basa-basi apa coba. Cat kuku sial! Wira dodol!!

Langit

“Tahukah kau langit di tempatku jauh lebih indah dari langit yang kita lihat sekarang.”
“Oh ya? Memangnya kita bisa melihat langit disana? Yang kutahu disana pasti mendung sepanjang hari”
“Memang. Tapi jika langit sedang terang, di  malam hari sangatlah indah. Tahu kenapa? Itu karena disana  lampu-lampu disana tak sebanyak disini. Jadi cahaya bintang bisa kita lihat lebih terang disana”
Percakapan itu masih jelas aku ingat. Saat itu kita ada di balkon kamar kosku. seperti biasa, kita mengobrol tak tentu arah. Tak bertema. Rasanya baru kemarin, tapi tak terasa percakapan itu sudah 4 bulan yang lalu.
Hari ini aku disini, di balkon kamar kosku, memandang langit yang pernah kita pandangi bersama. Sendiri. Aku tak tahu apa yang sedang kau lakukan disana. Di tempatmu. Apakah kau juga memandang langit yang sama? Apakah saat ini langit di tempatmu sedang cerah sehingga kau bisa memandanginya sambil mendengarkan lagu dari Ipod kesayanganmu?
Lelakiku. Kusebut kau lelakiku. Walaupun aku tahu kau mungkin tak akan pernah jadi lelakiku. Tapi aku ingin menyebutmu sebagai lelakiku. Seperti kau selalu bisa menyebutku perempuanmu. Perempuan penyuka sepatu dan whitecalla. Perempuan penyuka Sex and The City.
Tahukah kau, ketika kupandangi langit sekarang aku sedang sangat gelisah. Aku tak tahu kenapa. Mungkin karena tadi siang kita membicarakan pernikahan lagi. Pernikahanmu. Sampai saat ini aku masih takut jika aku mendengar tentang rencana pernikahanmu. Aku tahu seperti katamu merasa takut tak baik untukku. Tapi aku benar-benar belum siap untuk kehilanganmu sepenuhnya. Aku merasa benar-benar belum bisa. Aku memang sudah bisa melepaskanmu. Mencoba menikmati hubungan yang kita jalani sekarang. Melepaskan keinginanku akan hidup bersama denganmu. Merenda impianku bersamamu. Tapi aku belum siap kalau aku harus tak bisa lagi bertemu denganmu. Tak bisa berdebat hal yang tak penting lagi bersamamu. Jadi lelakiku, jika saat ini kita memandang langit yang sama walau dari tempat yang berbeda, dengarkanlah permintaanku padamu. Tunggulah aku agar aku bisa benar-benar siap kehilanganmu. Jangan pergi secepat itu dariku. Karena banyak hal yang belum kita diskusikan bersama. 

Rabu, 01 September 2010

Funky Koprol


Setelah muka buku dan burung kecil imut-imut itu, sekarang Yahoo tak mau kalah untuk mengeluarkan situs jejaring sosial versinya. Dialah Yahoo Koprol. Sebenarnya situs ini masih sama saja dengan situs jejaring sosial lainnya, bertujuan untuk memperluas jaring-jaring sosial (namanya juga situs jejaring sosial), menemukan konco-konco lama, menebar jaringan bisnis, menampung curahan hati (bagi yang suka menulis status tentang kisah hidupnya), menampung ke-narzisan (yang ini paling sering saya temukan), dsb. Tapi yang membedakan Yahoo Koprol ini dengan yang lain adalah situs ini bisa diibaratkan sebagai GPS. Koprol merupakan jejaring sosial yang menggunakan lokasi sebagai acuan untuk menghubungkan penggunannya. Koprol menyediakan sejumlah pilihan tempat dimana penggunanya bisa check-in di lokasi tersebut. Setelah masuk log, di sini pengguna bisa melihat siapa saja anggota lain yang sedang berada di lokasi yang sama.Seperti tulisan di logonya sendiri, Where is my friend? Who else near me?
Ah....semakin banyak saja situs-situs seperti ini. Memang tidak bisa dipungkiri kalau situs-situs inilah yang menjadi pancing yang sangat ampuh bagi orang-orang untuk mengenal dunia maya. Dampaknya juga beragam. Dan tidak sedikit juga yang merugikan jika kita tak menyikapinya dengan baik. Karena semua hal yang digunakan secara berlebih adalah tidak baik.