Laman

Selasa, 31 Agustus 2010

Net Net.....


Dulu mengenal yang namanya kebutuhan primer dan kebutuhan sekunder. Atau bahasa kerennya kebutuhan yang mendesak dan kebutuhan yang tidak terlalu mendesak. Sekedar menyegarkan ingatan kita, dulu kebutuhan primer contohnya adalah berupa sandang, pangan dan papan (bukan papan tulis, papan pengumuman atawa papan iklan, tapi yang dimaksud adalah papan untuk rumah alias perumahan). Sedangkan kebutuhan sekunder adalah kebutuhan dliluar kebutuhan primer, atau bisa disebut kebutuhan yang boleh ada boleh tidak. 
Tapi seiring berkembangnya jaman, menurut saya, persepsi tentang apa itu kebutuhan primer dan sekunder bagi masing-masing orang akan menjadi berbeda. Bagi saya misalnya, kebutuhan primer saya adalah sandang, pangan, dan internet. Ya, saya tidak bisa hidup tanpa kata ajaib itu. Internet. Seperti lagu Saykoji yang berjudul Online, seperti itulah hidup saya. Kalau sehari saja saya tidak terhubung dengan saluran satu ini, rasanya ada yang hilang. Rasanya ada merenggut kebebasan saya. Rasanya sesak dan hampa. Hahay..............
Dengan semakin mudahnya akses internet, maka akan membuat orang semakin bergantung ke ipadanya. Saya masih ingat dulu, saat internet masih sulit didapat dan masih menjadi kebutuhan mahal yang tak bisa dijangkau, saat masih jaman warnet Rp.10.000,- per jamnya. Bagi saya, yang saat itu masih berstatus siswi, hal itu sangat memberatkan. Belum lagi keberadaan warnet yang sangat jarang sehingga saya harus mengantri dan juga akses internet yang saat itu belum seperti sekarang. Atau waktu jaman dial-up, yang sering kali membuat saya mendapat sedikit wejangan dari Bapak tercinta karena tagihan telpon yang membengkak. 
Jika dibandingkan dengan sekarang, dimana internet sudah bisa kita temukan dimana saja. Berbagai provider berlomba-lomba untuk menawarkan akses yang lebih cepat, lebih murah, bandwith besar, wireless, dsb. Internet akan membuat kita semakin kecanduan hingga akhirnya bergantung kepadanya dan akhirnya akan menjadi kebutuhan primer. 

Minggu, 29 Agustus 2010

SATC VS My Life


Banyak orang yang mengatakan bahwa perkataan adalah doa. Ada juga yang bilang bahwa jika seorang penyanyi terlalu sering menyanyikan lagi bertema patah hati (kenapa harus dikatakan patah hati coba? Kenapa bukan patah jantung atau patah paru-paru? Well, yang jelas bukan patah tulang) maka kisah cintanya akan mirip dengan lagu-lagu yang sering dia nyanyikan. Well, as for me, belive it or not I start to thingking that my life become like Sex And The City series. Bagi yang tidak tahu Sex And The City (SATC) adalah serial TV di Negara Amerika sana yang kemudian dibuatkan filmnya. Ada orang yang bilang SATC adalah film atau serial tante-tante (emang ada ya genre film tante-tante?) tapi menurut saya SATC adalah tayangan yang sangat menginspirasi. Persahabatan, cara berpikir, cinta, fashion. Saya suka sekali tayangan ini. Bahkan tayangan ini sudah menjadi semacam pelarian saya ketika saya merasa gelisah. Entah sudah berapa kali saya menonotonnya. Berulang-ualng. Dan saya tak pernah mersa bosan.
Sebenarnya SATC mengisahkan tentang persahabatan 4 orang wanita. Tentang bagaimana mereka menjalani hidup mereka, bagaimana mereka menemukan pasangan hidup mereka, tentang ambisi, karir, mimpi, atau tentang tentang pandangan mereka tentang hidup. Dan dalam SATC Carrie adalah tokoh favorite saya. Saya tak tahu kenapa, tapi karakternya mengingatkan saya pada diri saya sendiri. Entahlah.
Carrie adalah seorang penulis. Dan saya selalu ingin menjadi seorang penulis. She love shoes very much, and so do I. Tapi yang menarik (yang akhirnya membuat saya berpikir bahwa kisah saya mirip dengannya) adalah kisah cintanya dengan Aidan dan John. Aidan, bisa dibilang adalah pria idaman. Tampan, baik, setia, romantis. Dia adalah tipe pria yang akan selalu menggegam tanganmu saat kau membutuhkannya. Tipe pria yang akan selalu membuat kita merasa aman. Bersamanya kita tak pernah merasa khawatir akan apapun. Carrie sempat berpikir bahwa dia dan Aidan saja sudah cukup, sampai akhirnya Aidan menawarkan pernikahan dimana Carrie merasa belum siap untuk itu. Sampai akhirnya Carrie bertemu John. Berbeda dengan Aidan John adalah pria yang sulit ditebak. Tidak romantis. Dan sulit sekali untuk berkomitmen. Sebenarnya Carrie bertemu John terlebih dahulu, sampai akhirnya John meninggalkanya untuk menikah dengan orang lain. Tapi pernikahan tersebut akhirnya gagal. John telah banyak menyakiti Carrie. Tapi entah kenapa Carrie tak pernah bisa melupakannya. Dia menjalin hubungan kembali dengan John saat dia masih terikat dengan Aidan. Dia tak pernah tahu kenapa dia bisa melakukan hal tersebut. Dia punya seseorang yang sangat mencintainya, sangat menyanginya, yang membuatnya ada dalam zona aman. Tapi dia malah berlari ke zona berbahaya, menjalin hubungan dengan seoarang yang tak pernah bisa memberinya rasa aman, tak pernah bisa memberinya komitmen. Dia menukar hubungan yang semulus jalan tol dengan hubungan yang seperti  jalan berliku, terjal, penuh kerikil , penuh kekacauan. Akhirnya dia kehilangan Aidan. Kehilangan rasa aman itu. Aidan menikah dengan orang lain, bahagia dan punya tiga orang anak.
Yup, kisah cinta saya kurang lebih seperti Carrie. Saya tak tahu apakah ini kebetulan atau benar yang diakatakan orang-orang tentang bagaimana sebuah film atau lagu yang sering kita bawakan atau tonton akan berpengaruh pada hidup kita. Entahlah…..
Hanya saja dalam SACT John akhirnya menikah dengan Carrie. Finnaly he knew that Carrie is the one for him. But as for me, that was never happen. I’m not the one for him. Saya hanya sekedar iklan yang numpang lewat dalam hidupnya…… Just like his girlfriend said...............

Rabu, 25 Agustus 2010

Lapangan Bola Hidup


Relationship........

Dalam sebuah hubungan, kita tak akan pernah terlepas dari lingkungan sosial kita. Lingkungan sosial merupakan faktor pendukung dalam sebuah hubungan. Kali ini saya menggambarkan hubungan dan lingkungan seperti sebuah pertandingan bola di sebuah stadion yang besar. Saya adalah pemain dan penonton di stadion tersebut adalah lingkungan saya. Dari sekian banyak penonton yang ada di stadion tersebut pastinya ada yang suka dan tidak suka permainan saya. Ada juga penggemar berat atau penggemar fanatik saya. Ada juga penggemar yang sangat membenci saya. Tapi ada juga penonton yang hanya menonton aksi saya dan tak punya pendapat pribadi apapun tentanng permainan saya. 
Ketika saya bermain akan ada banyak sekali pendapat tentang permainan saya. Bagi penggemar fanatik saya, mereka akan selalu punya pembenaran akan apa yang selalu saya lakukan walaupun yang saya lakukan salah. Bagi pembenci fanatik saya, mereka akan selalu mencoba mencari-cari kesalahan saya walaupun saya tak berbuat apa-apa. Bagi penonton biasa, mereka hanya bisa berpendapat tentang apa yang seharusnya saya lakukan atau tidak lakukan tanpa tendensi apa-apa.
Tapi mereka hanyalah penonton yang terkadang hanya bisa berpendapat, menyoraki, memuja, menghujat, menilai, menambahkan, mengurangi situasi ketika saya bermain. Yang paling tahu apa yang sebenarnya terjadi dalam pertandingan tersebut adalah saya dan pemain lainnya. Saya tak akan melakukan pembenaran apapun akan apa yang saya lakukan kepada penonton-penonton tersebut. Saya juga tak bisa mencegah semua pendapat penonton-penonton yang berkembang tentang permainan saya. Dan ketika ada bentrokan diantara penonton-penonton tersebut saya juga tak bisa berbuat apa. Mereka punya hak untuk mealukan apapun yang mereka mau. Kalaupun saya ikut campur hanya akan memperkeruh suasana. Pilihannya hanyalah melanjutkan permainan................

Senin, 23 Agustus 2010

Eat,Pray,Love


Sebenarnya buku ini sudah lama terbit bahkan sudah dibuatkan filmnya. Sudah banyak pula review tentang buku ini, tapi saya baru bisa menyelesaikan membaca buku ini 2 minggu yang lalu. Jadi inilah summary dan review saya tentang buku ini.

Eat,Pray,Love adalah buku yang ditulis dari kisah nyata penulisnnya Elizabeth Gilbert. Sebagai seorang wanita Liz (panggilan saya untuk Elizabeth Gilbert, tapi bukan berarti saya mengenal apalagi akrab dengannya, hanya biar lebih singkat) jika dilihat secara kasat mata telah memiliki segalanya. Karir yang bagus, suami tampan, rumah bagus (kurang apalagi coba?). Dia juga adalah seorang wanita dengan pendidikan bagus, ambisius. Dulu. Tapi dengan semua itu dia tak pernah merasa sepenuhnya bahagia. Bahkan dia sering menangis tanpa sebab yang jelas. Sampai akhirnya dia bercerai dan memutuskan untuk melakukan perjalanan untuk menemukan jati dirinya. Selama setahun dia memutuskan untuk pergi ke tiga tempat. Di Italia dia belajar tentang seninya bersenang-senang, belajar bahasa Italia dan tentu saja menaikkan 23 pon berat badannya. Di India dia belajar tentang seni pemujaan atau kebaktian. Dan berkat seorang guru dan seorang koboi dari Texas (yang secara mengejutkan sangat bijaksana) selama empat bulan dia mulai mengeksplorasi spiritualitasnya. Dan terakhir di Bali dia belajar tentang seni menyeimbangkan kehidupannya. Dia juga bertemu dengan Ketut Lier yang mengajarkannya tentang yoga ("and i will teach you everything i know") . Di Bali dia juga akhirnya jatuh cinta kembali.

Buku ini menjadi salah satu buku favorite saya. Menulis tentang kisah penemuan jati diri tidaklah mudah.Tapi Liz menuliskannya dengan gayanya yang ringan tapi kadang membuat saya merenung dan akhirnya berkata "oh iya ya..." Perjalanan spiritualitas yang dia lakukan mungkin tak akan pernah berani saya tiru, tapi paling tidak buku ini mengajarkan kepada saya tentang kekuatan untuk melepaskan. Tentang indah dan damainya keiklasan. Sehingga dia akhir saya membaca buku ini saya bisa berkata "Thanks Liz...........Nice book"

(Review ini saya buat untuk seseorang yang sepertinya menguji kemampuan saya dalam membaca buku tersebut yang secara kebetulan dalam bahasa inggris..)

Minggu, 22 Agustus 2010

Greatful

Rasanya seperti ditampar oleh realita. Bukan karena aku mengalamai kejadian spriltual atau pengalaman sosial yang menyayat hati tapi hanya karena aku menonoton sebuah acara di televisi. Acaranya pun adalah acara musik hanya saja dalam acara musik tersebut ditampilkan seorang anak kecil yang ............... ah sudahlah.
Intinya setelah melihat anak kecil tersebut membuatku banyak berpikir. Akan bagaimanakah dia menghadapi dunia nanti saat dia dewasa? Masihkah dia dapat tersenyum seperti sekarang saat dia belum mengenal kerasnya dunia? Bagaimana rasanya tak bisa melihat indahnya dunia? Bagaimana rasanya tak bisa mendengar indahnya nyanyian dunia? Atau bagaimana rasanya tak bisa merasakan nikmatnya dunia?
Melihatnya membuatku berpikir betapa beruntungnya aku dan betapa piciknya aku yang selama ini telah banyak sekali mengeluh. Jika dibandingkan dengannya aku bukan apa-apa. Masalahku tak seberapa. Memangnya kenapa kalau aku tak bisa bersama dengan orang yang aku cintai sekarang? Bukankah aku masih sempat merasakan indahnya kebersamaan kami ? Bukankah aku masih bisa menjalin hubungan yang lebih baik dengannya? Hubungan yang lebih tidak egois untuk memiliki satu sama lain. Jadi kenapa aku harus sedih, menangis dan putus asa?
Memangnya kenapa jika aku berbuat salah pada seseorang? Bukankah semua orang pernah berbuat salah? Bukankah aku sudah berusaha untuk memperbaikinya? Kenapa aku tak bisa memaafkan diriku sendiri jika Tuhan saja bisa memaafkanku?
Memangnya kenapa jika ada seseorang yang sangat membenciku dan mengatakan hal-hal yang tak pernah aku lakukan? Kenapa aku harus marah, kesal dan dendam? Kenapa aku tak membiarkan waktu yang menjawab bahwa semua yang dia katakan itu tidak benar? Kenapa aku tak membiarkan waktu yang akan meluluhkan kebenciannya padaku? 

Selama ini aku hanya melihat duniaku. Aku tak menyempatkan diriku melihat dunia luar...........

Let it go...........
Greatful......
And i will be fine.........

Rabu, 18 Agustus 2010

Pola

Relationship........

Tanpa kita sadari kita semua punya pola dalam menjalin sebuah hubungan. Saya menulis ini bukan bermaksud untuk menjenderilisasi pola-pola dari sebuah hubungan karena mungkin pola-pola tersebut terlalu banyak sehingga tak bisa saya sebutkan satu persatu. Bahkan random relationship (hubungan acak) juga merupakan sebuah pola. Saya hanya akan menulis pola hubungan yang sempat saya lihat di lingkungan sekitar saya. 

  1. Pola pemimpi. Pola hubungan ini (biasanya pola ini dimiliki oleh wanita) adalah pola hubungan dimana orang tersebut mencari pasangan hidup, dimana jika orang tersebut menemukan seseorang maka dia akan menaruh semua mimpi dan harapan untuk hidup bersama selamanya atau yang lebih ekstrem hidup bersama bahagia selamanya. Dan jika hubungan tersebut tak berjalan dengan lancar maka dia akan merasa dunianya hancur berkeping-keping, kehilangan mimpi, dsb. Tapi seiring berjalannya waktu ketika orang tersebut sudah bisa melupakan hubungannya terdahulu dan menemukan seseorang yang baru lagi maka dia akan memulai pola yang sama yaitu menaruh semua mimpi dan harapannya pada orang tersebut untuk hidup bahagia selamanya.
  2. Pola bosan. Pola hubungan ini adalah pola hubungan yang paling banyak saya temui. Dalam pola ini seseorang akan sangat cepat menjalin sebuah hubungan tapi juga sangat cepat mengakhirinya. Dari banyak kasus yang saya temui rasa penasaran lah yang mendasari semuanya. Orang dalam pola ini hanya merasa penasaran pada orang yang dia temui, namun jika rasa penasarannya sudah terjawab maka dia akan merasa bosan dan akhirnya mengakhiri hubungan tersebut. Dan jika dia menemukan orang baru yang membuat dia lebih penasaran maka dia akan mengulang pola yang sama.
  3. Pola datar. Pola hubungan ini adalah pola dimana seseorang tak menyukai tantangan dalam hubungannya. Orang tersebut menginginkan hubungan yang semulus jalan tol dan jika tidak maka dia akan mengakhirinya dan akhirnya mengulang pola yang sama.
  4. Pola kacau. Pola hubungan ini berbanding terbalik dengan pola datar. Dalam pola ini seseorang akan merasa tidak nyaman jika hubungannya biasa-biasa saja. Tak ada riak atau gelombang. 
  5. Pola lari dari masalah. Pola hubungan ini adalah pola hubungan yang sangat sulit saya jelaskan. Tapi penggambarannya adalah bahwa ketika orang dalam pola ini menjalin hubungan dan hubungannya sedang dalam masalah maka orang tersebut cenderung untuk tidak menyelesaikan masalahnya dengan cepat. Dan seiring berjalannya waktu, selama masalahnya masih berlangsung dia mungkin bertemu dengan seseorang yang membuatnya tertarik, membuatnya lebih nyaman atau membuatnya melupakan masalah dalam hubungannya. Dan akhirnya dia akan menjalin hubungan dengan orang lain tersebut atau dalam kata lain mendua. Sampai nanti akhirnya akan timbul masalah baru lagi, dan akan tiba di satu titik dia harus memilih, atau salah satu yang mengalah. Keadaan akan kembali normal. Tapi pola ini akan berulang jika orang tersebut punya masalah atau mungkin tak punya masalah dan menemukan orang yang membuatnya lebih tertarik. Biasanya personil dari hubungan ini adalah 3 (tiga) orang (mendua), tapi bisa juga lebih.
Pastinya masih banyak sekali pola hubungan diluar sana. Tapi sejauh ini 5 (lima) pola diatas yang sudah saya temui. Dan jika anda bertanya pola saya maka pola saya sendiri adalah pola acak.

Minggu, 15 Agustus 2010

Instructions for Freedom



1. Life’s metaphors are God’s instructions.
2. You have just climbed up and above the roof . There is nothing between you and the Infinite. Now, let go.
3. The day is ending. It’s time for something that was beautiful to turn into something else that is beautiful. Now, let go.
4. Your wish for resolution was a prayer. Your being here is God’s response.  Let go, and watch the stars come out-on the outside and on the inside.
5. With all your heart, ask for grace, and let go.
6. With all your heart, forgive him, FORGIVE YOURSELF, and let him go.
7. Let your intention be freedom from useless suffering. Then, let go.
8. Watch the heat of day pass into cool night. Let go.
9. When the karma of a relationship is done, only love remains. It’s safe. Let go.
10. When the past has passed from you at last, let go. Then climb down and begin the rest of your life. With great joy.

Elizabeth Gilbert - Eat Pray Love

Senin, 09 Agustus 2010

Kenyamanan Hubungan

Relationship.....

Adakah syarat, aturan, rambu-rambu agar kita bisa menjalani suatu hubungan yang baik seperti yang kita anggap ideal ? Atau adakah tanda tertentu bahwa kita sudah ada dalam sebuah hubungan yang sehat ? 

Saat kita mulai menjalin hubungan dengan seseorang apa sebenarnya yang kita harapkan? Mungkin salah satunya  adalah rasa nyaman, rasa yang tak pernah bisa kita jelaskan. Bahwa saat kita bersama orang tersebut kita bisa menjadi apa yang kita inginkan, kita tak akan berusaha untuk menjadi yang orang tersebut inginkan. Kita tak akan pernah ingin dan mau untuk berpura-pura. Rasa nyaman. Mungkin inilah salah satu tanda bahwa kita ada dalam hubungan yang baik.

Dan jika rasa nyaman itu sudah tak lagi ada, atau mungkin sudah mulai memudar apakah itu artinya hubungan tersebut tak lagi baik? tak lagi sehat? Bisakah rasa nyaman tersebut kita cari atau kita isi ulang? Dan jika tidak haruskah kita paksakan untuk mempertahankah hubungan tersebut?

Bukankah kita hidup untuk mencari kenyamanan? Bukan untuk berusaha membuat nyaman?

Minggu, 08 Agustus 2010

Akhirnya Hilang....

Kehilangan.....

Dulu aku tak pernah mengerti kata itu. Dulu aku tak pernah bisa mengerti dan bisa merasakan arti syair-syair kehilangan. Tapi kini aku baru bisa benar-benar bisa merasakannya. Rasanya menyesakan. Saat aku ingin sekali bertemu lagi dengannya, memikirkannya, tertawa dengannya, "berboya" dengannya tapi semua itu tak bisa aku lakukan lagi. Semua harus hilang atau mungkin berubah. Aku tak bisa lagi memandangnya dengan caraku yang dulu. Aku harus memandangnya dengan cara yang berbeda. Bahwa ada orang lain yang lebih dia inginkan untuk bersamanya. Ada orang lain yang tak pernah bisa pergi darinya.

Sering aku berpikir bahwa aku hanyalah persingahan buatnya. Saat dia lelah. Saat dia jenuh. Dalam perjalanannya. Di ujung sana sudah ada orang yang akan selalu menunggunya. Dan disanalah dia akan berlabuh. Sekarang dia sudah melanjutkan perjalannanya. Lelahnya sudah hilang. Jenuhnya sudah tak lagi dia rasakan.

Aku tak ingin mengeluh lagi. Tak ingin memendam rasa apapun untuknya lagi. Tapi semakin aku paksa diriku untuk melakukannya rasa sesak itu semakin menjadi. Rasanya ingin sekali ku kejar dia dan meminta udaraku kembali. Tapi aku tak bisa. Aku harus memaksa diriku diam. Hanya melihatnya menjauh meraih tangan seseorang. Menikmati sesak ini...........


Biarlah ku sentuhmu
Berikanku rasa itu
Pelukmu yang dulu
Pernah buatku
Ku tak bisa paksamu
tuk tinggal disisiku
Walau kau yang selalu sakiti
Aku dengan perbuatanmu
Namun sudah kau pergilah
Jangan kau sesali
http://hotliriklagu.com
Karena ku sanggup walau ku tak mau
Berdiri sendiri tanpamu
Ku mau kau tak usah ragu
Tinggalkan aku
kalau memang harus begitu
Tak yakin ku kan mampu
Hapus rasa sakitku
Ku kan selalu perjuangkan cinta kita
Namun apa salahku
Hingga ku tak layak dapatkan kesungguhanmu

Tak perlu kau buatku mengerti
Tersenyumlah karena ku sanggup