Laman

Senin, 20 September 2010

Tanda Seru

Sebenarnya hal ini adalah kejadian sepele. Ceritanya, kemarin malam saat saya sedang kongkow-konkow dengan teman-teman kos saya tiba-tiba salah satu dari mereka ada yang nyeletuk dengan sewot (eh ada ya?) 

"Ni orang maskudnya apa sih? Marah apa gimana sih? "

"Emang kenapa Lan?"

"Lihat deh  baca aja SMS ini"

Otomatis anak-anak kos lain membentuk lingkaran melihat SMS yang ditunjukkan si Milan. Kurang lebih beginilah isi SMS tersebut :
"Lan! Kamu dimana? Ntar aku mau ke kos kamu! Mau minjem catetan!"
Jika dilihat sepintas memang tidak ada yang aneh dari SMS itu. Tapi yang kemudian membuat si Milan gondok setengah hidup adalah tanda seru di setiap akhir kalimat. Bukan apa-apa, hanya saja menurut si Milan tanda seru itu konon katanya menunjukkan kalau yang ngirim SMS itu lagi marah-marah atau ngotot, padahal isi SMS nya tidak ada hubungannya dengan rasa marah. Memang kalau menurut si Wikipedia tanda seru adalah tanda baca yang lazimnya digunakan setelah kata seru yang menunjukkan  rasa marah, rasa sakit, dsb, dll, etc. Ya, sekarang salah siapa coba? salah keluarga gw? salah temen-temen gw? (eh, maaf, kalau yang ini kutipan kata-kata artis yang kemarin marah-marah di teve), si Milan tentu saja tidak salah menafsirkan SMS itu, wong menurut ejaan yang baik dan benar dan budiman tanda seru itu memang salah tempat, tapi yang ngirim SMS juga ngga salah, wong itu kreasi dia kok. 
Yah, tapi walaupun begitu, sudah sepantasnya kita memperhatikan bahasa yang kita gunakan baik tulis ataupun lisan. Baik itu formal ataupun informal. Walaupun informal, bukan berarti kita mengabaikan kaedah-kaedah bahasa yang telah ditentukan. Karena bahasa merupakan alat komunikasi yang sangat vital. Karena bahasa kita bisa jadi salah paham. Jadi marilah kita menggunakan bahasa (bahasa apapun) yang baik dan benar.

Tidak ada komentar: